Pelayanan di BKPM Pekalongan

Poli Baru : melayani pasien baru
Poli Non TB : melayani pasien Non TB
Poli Suspek TB : melayani pasien disangka TB
Poli TB : melayani pasien yang sudah didiagnosa TB
Unit Gawat Paru (UGP)
Ruang Obat
Loket pendaftaran, dengan sistem komputerisasi
Rekam Medik
Kasir
Pemeriksaan penunjang:
1. Laboratorium - Mikrobiologi: pemeriksaan sputum BTA
- Darah Rutin
- Kimia darah
2. Radiologi, pemeriksaan foto rontgen dada
3. Spirometri, mengukur faal paru
4. ECG, mengetahui rekam listrik pada jantung

Fasilitas: Aula, Parkir, Toilet, Musholla, Kantin

Kamis, 04 Maret 2010

Pojok DOTS

Radar Pekalongan: Pojok DOTS adalah sarana bagi tenaga kesehatan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit tuberculosis (TB). Sampai saat ini penyakit TB belum bisa diberantas dari muka bumi, bahkan pada Negara berkembang -seperti Indonesia- prevalensinya masih tinggi yaitu 220 per 100.000 penduduk pertahun. Di Indonesia, setiap 4 menit ada 1 orang yang meninggal karena TB dan setiap menit ada 1 orang yang terinfeksi baru oleh kuman TB. Jika tidak diobati, pasien TB akan menularkan kuman TB kepada 10 orang di sekitarnya dalam waktu 1 tahun.

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi penyembuhan TB jangka pendek dengan pengawasan langsung yang telah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 1993. DOTS adalah strategi yang paling efektif saat ini untuk menangani pasien TB, dengan tingkat kesembuhan bahkan sampai 95 persen. Dalam strategi ini ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung.

Sekitar 10 juta pasien telah menerima perlakuan DOTS ini. Di Indonesia sendiri DOTS diperkenalkan pada tahun 1995 dengan tingkat kesembuhan 87 % pada tahun 2000. Angka ini melebihi target WHO, yaitu 85 %, tapi sangat disayangkan bahwa tingkat deteksi kasus baru di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data WHO, untuk tahun 2001, tingkat deteksi hanya 21 %, jauh di bawah target WHO, 70 %. Karena itu, usaha untuk medeteksi kasus baru perlu lebih ditingkatkan lagi. Deteksi atau diagnosa pasien sangat penting karena pasien yang lepas dari deteksi akan menjadi sumber penyebaran TB berikutnya.

Tingkat deteksi yang rendah mungkin disebabkan sosialisasi penyakit TB oleh tenaga kesehatan yang masih bersifat pasif, menunggu pasien datang ke unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan BKPM. Hal ini dimaklumi mengingat alokasi dana untuk peran aktif ini belum ada. Bahkan, untuk pasien putus obat yang seharusnya dilacak pun masih belum dilakukan sepenuhnya oleh tenaga kesehatan. Padahal angka putus obat (default) di Indonesai juga masih tinggi. Dengan adanya peringatan hari TB se-dunia setiap tanggal 24 maret, semoga masyarakat akan memberikan perhatian lebih kepada penderita TB.

Tujuan dari pojok DOTS adalah:
- Jangka pendek: untuk memperingati hari TB
- Jangka panjang:
1. Untuk meningkatkan jejaring TB antar unit pelayanan kesehatan di kota/kabupaten Pekalongan, kabupaten Pemalang dan kabupaten Batang.
2. Memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat agar ikut menjadi kader aktif dalam penanggulangan TB.
3. Menurunkan angka insidensi TB karena masyarakat telah mengetahui penularan dan pencegahannya.
4. Meningkatkan tingkat deteksi penderita TB oleh petugas kesehatan dan masyarakat
5. Meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian karena TB
6. Menurunkan angka putus obat, angka kekambuhan, kasus gagal dan kebal obat TB (multi drug resisten-TB)

dr. Ahmad Ismail,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar