Pelayanan di BKPM Pekalongan

Poli Baru : melayani pasien baru
Poli Non TB : melayani pasien Non TB
Poli Suspek TB : melayani pasien disangka TB
Poli TB : melayani pasien yang sudah didiagnosa TB
Unit Gawat Paru (UGP)
Ruang Obat
Loket pendaftaran, dengan sistem komputerisasi
Rekam Medik
Kasir
Pemeriksaan penunjang:
1. Laboratorium - Mikrobiologi: pemeriksaan sputum BTA
- Darah Rutin
- Kimia darah
2. Radiologi, pemeriksaan foto rontgen dada
3. Spirometri, mengukur faal paru
4. ECG, mengetahui rekam listrik pada jantung

Fasilitas: Aula, Parkir, Toilet, Musholla, Kantin

Sabtu, 06 Maret 2010

penelitian 1. PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGOBATAN DENGAN OAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI POLI TB BKPM PEKALONGAN

INTISARI

Oleh: dr. Ahmad Ismail

PENDAHULUAN

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Di Indonesia, penyakit TB masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia masih menempati urutan ketiga di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total pasien TB di dunia. Denagn startegi DOTS, terapi TB paru memerlukan waktu yang lebih pendek yaitu 6 bulan dengan menggunakan kombinasi obat anti tuberculosis (OAT), yaitu isoniazid (INH), rifampisin, Pyrazinamid, ethambutol, dan streptomisin. Indikasi perbaikan kondisi penderita TB selama pengobatan dapat diketahui dengan kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan merupakan hasil peningkatan semua jaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh. Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan yang terjadi dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi kesehatan yang membaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pengobatan dengan obat anti tuberculosis (OAT) pada pasien TB paru BTA positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) kota Pekalongan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah penderita Tuberkulosis Paru dengan BTA positif yang menjalani rawat jalan di BKPM kota Pekalongan. Total sampel yang diambil sebanyak 30 pasien. Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji paired T-tes.

Dari hasil pengolahan data menggunakan uji paired T-test: berat badan sebelum dan sesudah pengobatan diperoleh nilai T -10.382, sedangkan nilai T dalam table diperoleh ±2,0452. Nilai dari test berada pada daerah H0 yang ditolak sehingga diperoleh bahwa H0 ditolak dan Ha. diterima Dari hasil test diperoleh nilai probabilitas yaitu 0,0001 artinya <0,05 sehingga H0 ditolak.

Kesimpulan. Dari nilai T dan probabilitas dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan antara berat badan seselum dan sesudah pengobatan dengan obat anti tuberculosis pada pasien TB paru BTA positif di BKPM kota Pekalongan.

Kata kunci: Berat Badan, Pengobatan Tuberkulosis Paru, OAT (obat anti Tuberculosis) 

1 komentar:

  1. Slotyro Casinos & Casinos - MapYRO
    All Casinos. Slotyro Casino 제주 출장샵 is 광주광역 출장마사지 one of the top casinos in the world where you can play 동두천 출장마사지 on the go. 용인 출장마사지 You could find more than 100 slot games in 고양 출장마사지 the

    BalasHapus